CARA MEMBUAT MURAL (BAGIAN 2)
Di bagian ini kita
akan membuat mural dengan proses agak rumit hhe. Silakan pusing duluan :)
Langsung saja
berikut foto dinding yang akan dibuat mural.
Warna
aslinya yang oranye-oranye, semakin lama semakin memudar tak merata menjadi
kuning buram, sangat tidak enak buat mata. Konon pakai cat Catylac dari Dulux
entah berapa kodenya. Saya cari-cari di google, kalau kasus begitu tuh
penyebabnya adalah tembok belum kering sempurna setelah proses plesteran tapi
langsung ditempa cat tanpa pelindung dari garam alkali. Kebetulan memang bangunannya
baru, sayang tampilannya tak seperti yang diharapkan.
Nah,
dengan demikian, kondisi cat diding di atas tidak mungkin dipoles cat lain
apalagi yang warnanya lebih muda. Satu-satunya cara yakni harus dikerok sampai
bersih baru diganti cat baru seperti mengecat ulang.
Pengerokan
Cat Lama
Ada
bahan bernama Paint Remover untuk melunakkan cat lama supaya mudah dikerok.
Tetapi cairan ini sangat berbahaya bila terkena kulit. Selain itu dapat
mengiritasi mata dan pernapasan, serta susah dibersihkan. Jadi tidak
dianjurkan.
Sebagai
gantinya Anda bisa menggunakan tiner/bensin premium. Tidak berbahaya bagi
kulit, aromanya agak mengganggu sih tapi untungnya cepat menguap. Lalu saya
coba cara ini dan ternyata tidak efektif juga. Karena cairannya terlalu cepat
kering sementara catnya belum melunak semua malah keburu mengeras lagi.
Manapula cat kering dikerok pasti berdebu uhuk-uhuk.
Lantas?
Saya
gunakan air. Yuhui, bahan yang murah meriah bahkan gratis ini justru lebih
dahsyat lho. Tentunya air bersih ya, bukan air yang lain xixixi. Cat lama itu
kan dulu pengencernya air, pasti melunak karena air juga toh pikirku. Bahkan
cat minyak yang sering terkena air pun lama-lama rusak sendiri lho hoho.
Sekarang
caranya, siram dinding cat lama dengan air sampai basah meresap (kalau saya sih
disemprot pakai semprotan setrikaan, soalnya terletak di kamar tidur takut kasur ikutan basah hhe ^^). Tunggu
sebentar dan mulailah mengerok cat lama dengan cutter. Daripada pakai kape atau
skrap, cutter lebih lentur, tipis, tajam pula, menurut saya nih. Jika kurang
lunak, semprotkan air lagi dan kerok sampai terlihat plesteran. Terus lakukan
hingga semua dinding bersih. Bagian-bagian yang sulit bisa disikat pakai sikat
cucian sambil terus dialiri air bersih. Lalu bilas semuanya dan hasilnya
cling*.
Biarkan
dinding yang sudah polos kering secara alami. Sehari semalam sudah cukup kok
asal cuaca cerah. Terus, retak-retak yang ada ditambal dengan plamur, terus
diamplas biar rata.
Lapisan
Dasar
Setelah
dinding benar-benar kering, saya beri lapisan cat dasar Catylac dari Dulux
sebanyak 2 kali. Anjuran yang tertulis sih cukup sekali, tapi saya sedang ingin
yang tebal hhe ketahuan boros yaw wkwkwk. Kalau mau menggunakan semen acian
juga boleh, atau cat dasar lain juga terserah Anda. Yang jelas lapisan dasar
ini berguna agar cat lebih merekat dan tahan lama, selain menghindari serangan
garam alkali yang bikin warna cat seperti kena kencing tikus. Jelek kan L.
Berikutnya
yaitu melapisi cat dasar tadi dengan cat tembok warna putih. Saya gunakan
Catylac dari Dulux lagi, soalnya kadung beli pas bikin mural pertama tapi tidak
terpakai. Maunya sih coba-coba merk lain biar tahu perbandingannya, tapi
harganya tidak bersahabat hick-hick.
Saatnya
Menggambar
Idenya begini: Ne sebenernya ane dapet dari fan page Mas L O V E alias JAson Mras hhe
Mulai
meggambar dari atas. Yaa iyalah, cat basis air kan airnya meresap ke bawah kena
gravitasi daripada ke samping, he emangnya tumbuh yaw hahaha anak kecil juga
tau wakakz. Jangan lupa masking tape-nya dipasang .
Yang
warna biru itu saya pakai cat Parag*n kode xxx. Ini saran sales di toko cat
cing, kedengarannya namanya unik yah, mirip temannya Legolas hhehe. Ternyata
daya tutupnya bagus juga.
Awannya
tak perlu tambahan cat, karena sudah warna tembok asal. Terus yang orange,
hitam dan coklat pakai cat minyak Avi*n sisa bikin mural dulu.
J J J J