Minggu, 18 September 2011

Bicara Tentang Batik







Sudah ga jaman lagi fobia dengan batik. Kalau kamu nyangka batik itu cuma berkisar Jogja-Pekalongan-Solo, itu keliru besar. Kenyataannya hampir semua daerah di indonesia bisa menghasilkan batik sebagai pencitraan budaya setempat maupun perkembangan dunia fesyen. Yang paling membedakan hanya motifnya saja. Mungkin diantara kita lebih terbiasa dengan corak produk wilayah Keraton. Wajar, karna masyarakat di situ mampu mempertahankan batik khasnya sejak jaman kerajaan sampai terbentuknya Negara Indonesia. Pastinya dengan waktu selama itu batik seakan meresap ke kehidupan.


Namun seiring perkembangan jaman, batik tak mungkin stagnan pada modenya, apalagi kalau pemakaiannya dikaitkan dengan hari-hari perayaan tertentu. Orang mungkin akan berpaling ke tren baru yang lebih casual. Sayang sekali jika batik berakhir di museum. Padahal batik Indonesia sudah go international. Mau tak mau kita sebagai generasi muda melestarikan budaya sendiri dengan jalan memopulerkan batik ke masyarakat luas.


Tentu, memerlukan usaha keras agar batik menjadi "pakaian" keseharian masyarakat. Salah satunya adalah dengan memperluas ragam batik itu sendiri, tak sekadar jarik atau kebya. Akan tetapi di seluruh segi kehidupan. Banyak dijumpai karya batik pada tas, korden, sepatu, sprei, hiasan rumah, aneka pernak-pernik dll. Tak sedikit turis mancanegara yang bangga memakai baju batik ketika melancong ke negeri ini. Batik bisa menjadi tren segala jaman, segala segmen, dan segala rupa. Jadi, mengapa masih malu mengenakan batik?

Review Sabun De Joi

Sabun De Joi Saya mengenal sabun ini dari aplikasi Laz@da. Waktu itu saya bermain Lazgame dan dapat koin, lalu saya tukarkan dengan h...