SNIPER
– GHOST SHOOTER (2016)
Awal
Aksi Chad Michael Collins memerankan tokoh sniper memang menawarkan nilai tersendiri. Terbukti, setelah sukses
di Sniper – Reloaded (2011), menyusul Sniper – Legacy (2014), dan dirinya
dipinang kembali untuk membintangi film seri Sniper selanjutnya, yakni Sniper – Ghost Shooter (2016). Tentunya
sebagai aktor utama memainkan karakter Brandon Beckett.
Layaknya film seri, pastilah
ada sesuatu yang berubah atau meningkat. Sebelumnya di Sniper – Legacy, Brandon
Beckett dikisahkan bertemu sang ayah, legenda sniper Tom Berenger, dan bersama-sama meringkus dalang pembunuhan
petinggi militer. Dia kemudian menyadari bahwa dirinya telah mengikuti jejak
ayahnya meski tidak dibesarkan secara langsung. Di sini, Brandon akan
membuktikan kemampuan handalnya sebagai sniper
sejati yang memiliki insting istimewa sebagaimana harusnya dimiliki seorang
‘penembak runduk’.
Penasaran gimana ceritanya?
Simak terus sampai habis ya.
Jalan
Cerita
Dimulai dari misi penyelamatan
sandera.
Di Pusat Satuan Operasi
Khusus-Rahasia, Pusat Operasional Drone, Turki, Kolonel bersama teknisi drone sedang mengawasi aktivitas
penyanderaan melalui pesawat pengintai tanpa awak (drone_red), yang kabarnya akan melakukan eksekusi. Mereka
menempatkan para sniper terlebih
dahulu di sana. Miller, Brandon (sniper)
– Cervantes (spotter), Aungst – Rojas
, Barnes – Maines, menyebar di lokasi.
Penyandera dan tawanannya
datang menggunakan boat, kemudian
mereka menempatkan diri di pantai untuk eksekusi. Begitu mengetahui bahwa
sandera adalah warga Amerika, Kolonel memerintahkan untuk menembak. Miller
sebagai pemimpin yang terkoneksi dengan Kolonel mengiyakan.
Brandon disuruh menembak pertama, namun saat membidik nampaklah sang eksekutor
yaitu anak laki-laki. Brandon ragu-ragu menarik pelatuk senapannya. Rekan
sniper lain merasa geram dan meminta izin menembak. Barnes mengambil alih
tembakan, sayangnya meleset.
Suasana menjadi kisruh,
penyandera tetap membunuh seorang tawanan dengan pisau. Lantas terjadilah adu
tembak-menembak. Helikopter datang menghujani tembakan pada penjahat yang kabur
dengan boat. Roket juga diluncurkan
pada pick up yang dikendarai
penjahat. Meledak.
Di akhir misi, Bandon mendapat
tuduhan kesalahan padanya. Lantas mereka pulang dijemput helikopter.
xxx
Di sudut kota Istanbul, Turki,
para sniper mencari kesenangan dengan
menikmati minum di restoran dekat laut. Aungst menyindir Brandon sebagai
‘junior’ alias posisinya akan diturunkan akibat kesalahan misi di atas. Brandon
beranjak dari tempat duduk Aungst dan berdiri ke pagar tepian laut. Cervantes
menyusul Brandon dan mencoba menghiburnya. Merasa yakin bradernya baik, Cervantes meninggalkannya.
Pandangan Brandon menangkap
seorang wanita yang membuatnya tertarik, tak jauh dari posisinya berdiri. Bak
gayung bersambut, si wanita menunjukkan gestur ‘menerima’, kemudian berjalan
menjauh seolah mengatakan ”Ikuti aku, Brandon!”.
Brandon pun mengikutinya
sampai si wanita berhenti di bagian tepian laut yang cukup sepi. Tak sadar
bahwa seorang misterius sedang mengikutinya. Dirinya malah ngobrol asyik dengan
santainya, padahal di balik itu, seorang tengah membidiknya dengan senapan.
Beruntung, Bidwell datang
tepat waktu menghabisi si misterius sebelum menarik pelatuk. Dia pun menelpon
Brandon, untuk bertemu di sisi selatan jembatan dalam 20 menit. Brandon melihat
si wanita sudah pergi. Ngilang kemana ya?
Bertemu Brandon, Bidwell
langsung mengatakan tugasnya menyingkirkan orang-orang yang memburu mayat
Brandon seharga € 150.000. Kemudian mereka membicarakan misi sebelumnya yang
dikacaukan oleh Brandon. Bidwell pun hanya menasehati agar mematikan sisi
perasaan saat bekerja, supaya gak ragu-ragu lagi.
xxx
Mayor Bidwell membawa para sniper naik kapal. Mereka bertemu
Kolonel yang memberikan tugas baru yaitu mengamankan jalur pipa antar Georgia.
Tiba-tiba muncullah si wanita yang ditemui Brandon tadi. Namanya Robin Slater,
penanggung jawab operasi pusat gabungan sipil-militer, rekan misi mereka
selanjutnya. Kemudian Robin menjelaskan orientasi medan yang akan ditangani kepada
semuanya, dan memperkenalkan Kolonel Sergej Babayev sebagai penghubung dengan tentara Georgia.
Hari pengamanan Killian Grun
di Jalur Tbilisi
Para sniper dan tentara
Georgia bersiap di semak-semak. Miller-Robin di kantor mengawasi lewat kerja
UAV (drone). Saat rombongan mobil
Killian Grun mulai nampak, para sniper belum menemukan tanda-tanda keberadaan pemberontak
(Gazakov). Tetapi tembakan peluru anti tank seketika menghantam mobil Killian
Grun hingga terbalik. Pemberontak terus menembaki rombongan mobil dan juga para
sniper.
Rojas tertembak, sayangnya para sniper
kesulitan membalas karena mereka tak terdeteksi meski sudah diteropong.
Kolonel bersama staf teknisi drone-nya mengirim tembakan rudal untuk
membantu operasi. Maka perlawanan berakhir. Killian Grun selamat meski terluka
parah. Rojas tewas. Brandon sangat sedih. Miller – Robin - Kol. Babayev datang
ke lokasi, menemukan fakta bahwa Gazakov masih hidup.
Di pangkalan operasi Gazsnab,
Brandon menyatakan keheranannya mengapa Rojas bisa tertembak, padahal dia
sangat ahli dalam menyembunyikan posisi. Tentara Georgia justru tidak ada yang
terluka. Oleh karenanya dia memaksa Kol. Babayev menjelaskan bahkan hampir duel,
namun dicegah Miller (malu kan pemimpin sniper
ga bejus ngurus anaknya).
Well, yang terjadi, Brandon
dihukum dengan dikirim ke Pegunungan Kaukasus sebagai masa percobaan.
Brandon berjalan menuju Pos
Militer Terdepan Pegunungan Kaukasus No. 24630, dipandu Saajid. Baru memasuki
bangunan pos, Brandon mendapat ‘sambutan’ pemanasan. Andrei Mashkov
menghentikan dengan mengatakan, “Siap untuk beraksi?”
Andrei mengajak semua crew minum sebelum pergi patroli. Mereka
menuju gardu “Listening Pos” ysng kebetulan sedang ada pencuri Chechnya
beraksi. Andrei memerintahkan untuk menembak saja, namun Brandon mengusulkan
menangkapnya. Dengan sikap demokratis Andrei menyetujui usul Brandon.
Brandon menghardik sang
pencuri dan menodongkan senapan padanya - seorang ibu-ibu, menjawab “tolong
aku”. Pencuri lain muncul dan kikuk ditodong senjata. Akan tetapi teman Andrei
selalu siap siaga, begitu pencuri bergerak sedikit saja, “dorrr...”. Semua pencuri
tewas.
Malamnya, Andrei memainkan
gitarnya, ditemani Brandon serta lilin-lilin putih, romantis xixi, dan ngobrol
tentang ayah Brandon. Mereka pernah bertemu, bermusuhan tapi tidak saling
membunuh. Dia juga menceritakan pengalaman hidupnya, pernah memiliki keraguan
menembak seorang anak kecil yang membawa bom di balik mantelnya ke keramaian
sehingga justru menewaskan orang-orang tak bersalah.
xxx
Brandon menelpon Miller, ada
kabar resmi bahwa korban pemberontak di jalur Tbilisi bukanlah Gazakov, melainkan
saudara iparnya. Juga tidak ada info kebocoran apapun dari Kol. Babayev.
“Jalani saja masa percobaanmu,” ucap Miller mengakhiri telepon.
xxx
Andrei cs memasang beberapa
peledak di dekat jalan, juga menyiapkan senapan dan uba rampainya. Saajid
melaporkan telah melihat rombongan orang Chechnya datang. Mereka bersiap dengan
posisinya terhadap serangan. Tentu saja, karena Andrei menawan seorang Chechnya
di posnya.
Perang dijalari dengan
tertembaknya penjaga di menara oleh sniper Chechnya, Brandon menyuruh Saajid
dengan teropongnya mencari dimana penembak itu, tapi duluan mata Brandon
melihatnya dan langsung dibalas tembakan. Maka dimulailah ramai suara denting
tembakan di sana.
Sebuah tembakan RPG mengarah
ke Brandon, sontak dia dan Saajid menyingkir dan jatuh terguling di lerengan
salju. Pasukan Andrei cs terpojok, orang-orang Chechnya berhasil masuk pos dan
menyelamatkan teman mereka yang ditawan. Keadaan Andrei kini berbalik mejadi
tawanan.
Brandon mengatur ulang
posisinya menembak. Dia melihat Saajid malah mendekati orang Chechnya lantas
bersekutu. Namun bidikan senapan Brandon tetap mengarah ke pos dimana Andrei
siap dipenggal kepalanya. Dengan mantap, satu per satu tembakan diluncurkan
untuk membunuh orang Chechnya, tak terkecuali Sajid yang ikut kena tembak.
Andrei selamat, kepalanya mengangguk-anggup ke arah Brandon, yang pasti bisa
dilihat dari scope senapan Brandon. Dalam hati Andrei mengatakan, emang joss
nih Mas Brandon, wkwkwk.
Andrei bertemu Brandon di
jembatan. Membahas Saajid yang pengecut, tapi akhirnya mendapat balasan
setimpal. Sebuah drone melintas di
atas mereka, tanda bahwa percobaan Brandon selesai.
Next.
Brandon diturunkan dari
pegunungan salju ke daratan, eh. Dia harus menemui Mothershed dan memastikan
bisa mengantarkannya pada Gazakov. Dengan tawar-menawar yang alot, Sang
Mothershed setuju menemani Brandon membawa abu jenazah adik ipar Gazakov sebagai alat pertukaran.
Fajar tiba, mereka berjalan
menuju tempat Gazakov. Mothershed yang ternyata seorang geologi di jalur pipa,
menyadari ada drone yang mengawasi mereka dan meminta Brandon ber-“cheese”-ria,
au ahh. Di tempat lain, Kolonel dan teknisi drone-nya terus memantau lokasi
Gazakov.
Lagi asik ngobrol, Mothershed
mendadak berhenti mengamati sekeliling. Sudah dekat, katanya. Lalu ada suara
krasak-kresek dedaunan bergoyang, pada ngapain ya hhh. Pasukan Gazakov
menyambut kedatangan Brandon di balik semak-semak. Sukanya di semak-semak.
Mothershed mengucap
Assalamu’alaikum, dijawab oleh perwakilan Gazakov. Lalu kotak abu Shaheed
Niazof diserahkan. Mereka ngomong pake bahasa Arab, katanya sih terima kasih
udah nganterin abu iparnya, jadi bisa dikubur secara Islami. Brandon cuma bisa
nyimak dari terjemahan Mothershed. Tapi rasa penasarannya sangat mengganggu.
Dia meminta Mothershed menanyakan tentang siapa yang memberi koordinat sniper pada mereka?
Jawaban yang didapat tak
membuat Brandon puas, karena mereka mengatakan itu semua kehendak Tuhan dan mereka
hanyalah mengikuti ridha Tuhan. Brandon terus mendesak Mothershed agar mendapat
jawaban lebih baik. Sampai Gazakov sendiri mendekat dan menyatakan secara tegas
dirinya-tidak-bohong. Bahkan sampai Brandon ditodong pisau di lehernya.
Ketegangan segera bubar karena
anak buah Gazakov yang sedari tadi memantengi laptop, meneriakkan sesuatu
sambil telunjuknya mengarah ke atas. Gazakov menarik pisaunya langsung
menyingkir, Brandon mendongak ke atas dan nampaklah rudal drone mengarah ke dirinya. Dia menyeret Mothershed menjauh dari
sana. Jatuh terguling lagi di lereng bebatuan. Aww sakitnya.
xxx
Mothershed dan Brandon balik
ke Pangkalan Gaznab. Di situ mereka diinterogasi sama Robin, ada Babayev.
Bukannya dihibur malah disalah-salahin, apes dah. Brandon membela diri. karena
dirinya menemukan sesuatu yang menarik selama bertemu Gazakov, yaitu anak buah
Gazakov menonton laptop yang terkoneksi satelit. Mungkin itulah yang
menyebabkan ‘kebocoran’ informasi misi mereka. Robin sih gak terima, sebagai
pemimpin operasi mana mau terlihat salah, apalagi cewek selalu benar.
Kolonel menelpon Robin untuk
diberikan pada Brandon. Triple phone call,
antara Kolonel-Miller-Brandon, kamu pasti tahu kan siapa yang lagi dikacangin?
Brandon dikirim ke Laut Hitam,
ada tugas lain bersama sniper. Yang
ditemui cuma Cervantes, konon Barnes-Aungst sudah pergi ke pegunungan bersama
Miller. Mendengar itu, Brandon bergegas mengajak Cervantes menyusul mereka,
firasat snipernya bekerja.
Kutaisi, Georgia,
Miller memimpin misi dukungan
jarak jauh bersama Barnes-Aungst, membantu tentara Georgia yang kabarnya
menyergap persembunyian Gazakov.
Di dalam rumah persembunyian,
pasukan Gazakov dengan mudahnya menemukan persembunyian sniper lewat laptop, dibenarkan dengan teropong. Mereka pun
memancing sniper dengan menembaki
pasukan Georgia yang berjalan kaki. Adu tembak terjadi, para sniper tak
menemukan asal tembakan. Justru sniper Aungst kena tembak. Miller pun
tak luput dari serangan.
Brandon dan Cervantes datang,
langsung membantu tim. Miller disuruh melepas rompi yang ada GPS-nya,
membahayakan! Walau sempat bingung, Miller mengikuti juga petunjuk Brandon dan
diteruskan pada Barnes-Aungst.
Pasukan Gazakov melarikan
diri. Brandon menyisir rumah terduga persembunyian Gazakov dan tidak mendapati
apa-apa. Robin dan Babayev datang memeriksa. Miller mengungkapkan nyawanya
hampir selamat setelah membuang rompi.
Brandon keluar rumah dan
ditanya Miller, dapat apa? “Ini jebakan, Pak”
Belum selesai menjelaskan,
Robin menyela kecewa, “Cukup tentang drone,
Brandon.” dan kepada Miller berkata, “Ini masalahmu, Mayor”. Tetapi jawaban
Mayor Miller mendukung Brandon karena ini masalah kita semua.
Kembali ke Pangkalan.
Para sniper, tanpa Aungst, sedang mempersiapkan senjata. Kolonel datang
dan mengajak berbincang santai. Miller mengatakan kejadian sebenarnya tentang
misi penggerebekan persembunyian Gazakov, dan mungkin cerita drone-nya Gunny
(Brandon_red) benar adanya. Kolonel tak memihak atau menyalahkan. Dia memberi
semangat anak buahnya karena dia juga melaksanakan perintah. Matikan saja
GPS-nya. Udah.
Briefing operasi Archangel
bersama Killian Grun. Membahas rencana serangan Gazakov di Kobuleti hari ini,
dan besok di Batumi.
Untuk menghadang serangan
Gazakov di Kobuleti (target lunak), Robin kekeuh
menggunakan UAV, yang langsung direaksi oleh Brandon. Miller pun menanyakan
kepastian cara ini, but u know that
ladies always right, Robin menyangkal kelemahan taktiknya. Kolonel mencoba
menenangkan dengan mematikan fitur GPS.
Maka berangkatlah rombongan sniper menuju Kobuleti. Dalam perjalanan
mengunakan truk, Brandon bertanya seperti orang bodoh pada Miller, ”Apa
buktinya pasukan Gazakov menuju Kobuleti?”
“Pesawat drone”. Singkat
Miller.
“Dan ada apa di Kobuleti?”
Brandon bertanya lagi
“Kantor pusat Gazsnab, sasaran
empuk, coeg”, jawab Miller tenang.
Lalu Brandon bertanya lagi,
“Nah, apa yang ada di Batumi?”
Miller mulai meninggi, ”Yaelah coeg, elu kan tahu kite dari sono.
Gazakop nyerang besok kog hhh, selow broh.”
“Pastinya, bozz! Kita baru
saja meninggalkan gardu pompa utama untuk seluruh pemindahan ke laut hitam.
Jika diserang, 900 km jalur pipa bakal ilang, kan. Bla bla bla....”
Miller menanggapinya dengan
masih berkeyakinan pada argumen Robin dan Kolonel. Namun sesaat setelahnya dia
menyadari bahwa dirinya lebih suka Brandon benar daripada hasil pantauan drone.
Dia langsung perintahkan truk untuk berbalik, kembali ke Batumi. Yeaayy Tomorrow is
today.
Pasukan Gazakov bersembunyi di
balik bebatuan, mendapati para sniper
tak terdeteksi di laptop mereka, pertanda kalau sudah jauh. Terus mereka mulai
bergerak, mendekati pangkalan Batumi. Mau ngapain coba?
Di dalam kantor, Robin
memantau terus layar monitor hasil penginderaan drone-nya. Kolonel merasa gelisah, jangan-jangan jaringannya
diretas. Robin sih terang-terangan menyangkal. Menurutnya yang pasti adalah hasil
persamaan biner (operasi matematis untuk drone_red). Tapi firasat Kolonel menyatakan
ada yang tak beres, kog sunyi amat ya hati ini.
Satu...dua...tiga....”Duarrrrrr!!!!!!!”
Sebuah serangan bom menghantam kantor Batumi, Robin terjengkal dari kursinya.
Suasana riweh, disusul hentakan tembakan.
Kolonel mengevakuasi Robin dan
Killian Grun keluar dari ruangan, barulah si cewek sombong berteriak, “Gunny
Beckett benar. Gazakov menarik data dari UAV kita, Pak.” Hmmmm.
Dengan pasukan seadanya,
mereka mencoba menahan serangan dan mengeluarkan Killian Grun agar tak sampai
terluka. Robin mengontak markas untuk membatalkan semua penerbangan UAV dan
meminta bantuan. Jawaban operator pusat begini, “Nunggu otorisasi, mbak”
“Ciyussssa???!!!!!!!”
Brandon dkk datang, langsung
menyebar mencari spot menembak.
Sebuah tembakan RPG meledak
dekat tempat Robin, membuatnya terantuk ke tanah, dan mulutnya meracau kesal
mengambil hp-nya yang masih terhubung operator pusat drone. Dan akhirnya penarikan UAV diotorisasi.
Para sniper mulai membidik. Rampage
(kode nama Brandon Beckett) melapor pada Miller untuk menembak. Miller
sadar dirinya kini bersama the real
Beckett, maka Miller menjawab, ”Aku tidak ingat memberimu ijin untuk
melanjutkan hidup, Rampage.” Artinya, terserah elu, coeg. Hahah. Dan para
sniper mulai menghalau serangan.
Well, the jackpot is ,,,
Brandon mendapatkan Gazakov yang sembunyi aman di balik pohon rimbun.
Di akhir misi, Miller
memberikan beberapa patah kata pada Brandon. “Bokap loh punya nyali dan
keberanian, dan loh anaknye coeg.”
xxx
Para sniper minum-minum di
pinggir laut untuk merayakan keberhasilan misi mereka. Kolonel mendekat dan
menyampaikan selamat. Tak lupa dia membawa seorang spesial untuk Brandon. Semua
menoleh pada sosok wanita yang seorang berdiri di dekat pagar pembatas laut,
Robin Slater.
Kepada Brandon Robin
mengatakan dirinya salah, dan kamu (Brandon) benar.
Jawaban Brandon singkat, “Ente
kan cuma lakuin tugas, mbak. Woles.’
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Next:
Sinopsis Sniper - Homeland Security (2017)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Next:
Sinopsis Sniper - Homeland Security (2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar